Fri, 25 Jul, 2025
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung transformasi layanan kesehatan primer melalui pelaksanaan program Telementoring Extension for Community Healthcare Outcomes (ECHO).
Dalam kegiatan monitoring yang berlangsung di aula rumah sakit, Kamis (24/07), Direktur Utama RSUP Kandou, Prof. Dr. dr. Starry Rampengan, Sp.JP,(K).,FIHA.,MARS, menyampaikan apresiasi terhadap dukungan dari Kementerian Kesehatan RI dan mitra internasional, termasuk dari India.
“Kami sangat berterima kasih atas support dari pusat dan dari India untuk pelaksanaan telemonitoring. Kami harapkan terjadi penyetaraan ilmu pengetahuan dan teknologi bantuan spesialis, sehingga dapat menolong masyarakat kita yang lebih baik lagi di daerah-daerah yang membutuhkan,” ujar Prof. Rampengan di dampingi Ditektur Medik dan Keperawatan,dr Wega Sukanto,Sp.B,TKV,(K) dan Ditektur SDM Pendidikan dan Penelitian dr Yune,Yune Laukati,MARS.
Ia menekankan bahwa dunia kesehatan memiliki sistem yang kompleks, terutama dalam menangani berbagai penyakit kronis dengan keterbatasan akses pelayanan di wilayah terpencil.
“Pelayanan ECHO sangat penting, sehingga bisa menjangkau hingga ke daerah-daerah yang sebelumnya sulit mendapatkan layanan spesialis,” tambahnya.
Sementara itu, perwakilan dari Kementerian Kesehatan RI yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan kebanggaannya terhadap keterlibatan RSUP Kandou sebagai salah satu rumah sakit pelaksana program ECHO.
“Kami sangat bangga bisa hadir di sini, sebagai bagian dari upaya yang telah diamanatkan oleh Kemenkes. Target kami adalah menjangkau hingga 100 ribu orang. Terima kasih kepada RSUP Kandou yang telah bersedia menjalankan program ini. Kami apresiasi karena yakin banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari ECHO,” ungkapnya.
Program ECHO merupakan bagian dari inisiatif strategis Kemenkes RI untuk memperkuat layanan kesehatan primer melalui model pembelajaran berbasis komunitas, kolaboratif, dan jarak jauh. Kehadiran program ini diharapkan mampu menjembatani kesenjangan kompetensi dan layanan antara daerah perkotaan dan pelosok Indonesia.