RSUPKANDOU.COM, MANADO - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. Dr. R.D. Kandou dan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (FK Unsrat) Manado, Senin (26/05) mempresentasikan rencana aksi strategis untuk memberantas perundungan (bullying) di lingkungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Presentasi tersebut menandai komitmen kuat kedua institusi untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan kondusif bagi para peserta didik. 

Presentasi ini belum bisa di publish semua namun intinya berfokus pada pencegahan, deteksi dini, dan penanganan kasus perundungan. Rencana aksi ini mencakup peningkatan edukasi dan kesadaran akan dampak perundungan, penyediaan mekanisme pelaporan yang mudah dan aman, penguatan pengawasan, serta penegakan sanksi yang tegas bagi pelaku perundungan. 

Plt. Direktur Utama RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou, drg. Yuli Astuti Saripawan, M.Kes., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada pimpinan dan jajaran FK Unsrat atas kehadiran dan dukungan penuh dalam sosialisasi rencana aksi ini. Ia berharap kerja sama yang erat ini akan meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan bagi peserta didik PPDS di RSUP Kandou.

"Dengan adanya rencana aksi ini, kami berharap Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan, Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek, dan Direktorat Tata Kelola Pelayanan Kemenkes dapat memonitor niat baik kita bersama, sehingga prodi Ilmu Penyakit Dalam dapat kembali beroperasi optimal di RSUP Kandou," ujar drg. Yuli Astuti Saripawan.

Ia menambahkan, komunikasi dan koordinasi yang intensif akan terus dijaga untuk memantau perkembangan pendidikan di RSUP Kandou dan jejaring FK Unsrat Manado. Hal ini penting untuk memastikan efektivitas implementasi rencana aksi yang telah disepakati.

Sementara Dekan Fakultas Kedokteran Unsrat, Dr. dr. Billy J. Kepel, M.Med.Sc., Sp.KKLP., menyatakan bahwa rencana aksi ini merupakan hasil proses yang panjang dan telah menunjukkan progres signifikan. Ia menekankan komitmen bersama untuk mengatasi permasalahan yang ada, baik dalam proses pendidikan maupun pelayanan di RSUP Kandou.

“Kerja sama ini merupakan langkah penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik,” tambah Dr. dr. Billy J. Kepel. “Kami optimistis bahwa dengan kolaborasi yang kuat, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari perundungan dan mendukung perkembangan para dokter spesialis masa depan.” 

RSUP Kandou dan FK Unsrat berharap implementasi rencana aksi ini akan membawa perubahan budaya positif di lingkungan PPDS, memungkinkan para dokter spesialis masa depan berkembang optimal tanpa terbebani oleh praktik perundungan. Keberhasilan program ini akan terus dipantau dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitasnya.***(Humas Kandou)